LEWOLEBA, wartapers.com - rddAngka stunting di Kecamatan Wulandoni tertinggi 16,9 persen, Bupati Lembata P. Kanisius Tuaq instruksikan atensi khusus terhadap masalah ini.
Hal ini diungkapkan Bupati Lembata saat memimpin Rapat Kordinasi (Rakor) bersama Kepala Puskesmas (Kapus) se-Kabupaten Lembata, di ruang rapat Bupati Lembata, Lewoleba, Jumat (25/7).
Kabar yang kurang mengenakkan ini, membuat orang nomor satu di Lembata memberikan worning tegas kepada semua Kapus.
Walaupun demikian, kabar gembira juga datang dari Provinsi NTT. Kabupaten Lembata berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) per Juni 2025, ternyata berada di urutan pertama dari 22 Kabupaten/Kota di NTT yang mencatatkan angka stunting terendah 9,4 persen.
"Ini adalah hasil kerja keras kita bersama, namun kita tidak boleh berpuas diri. Perjalanan kita masih panjang untuk mencapai zero stunting," tegas Bupati Kanis.
Dikatakan Bupati, walaupun data stunting secara Provinsi NTT Lembata berada di angka positif, namun di tingkat kecamatan mengalami disparitas yang signifikan, dengan angka terendah 3,2 persen berada di Puskesmas Loang, Kecamatan Nagawutung.
Terhadap kondisi ini, Bupati mengingatkan para Kapus terutama Kapus Wulandoni untuk segera melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan tenaga kesehatan dan para kader di lapangan.
"Identifikasi masalah yang dihadapi, cari akarnya dan susun langkah-langkah intervensi yang konkret dan terukur," pesan Bupati Lembata.
Selanjutnya, Bupati juga mengingatkan agar dilakukan kolaborasi sinergitas antara Puskesmas dengan Pemerintah Desa, terutama kaitan dengan mobilisasi masyarakat guna memastikan program stunting berjalan efektif.
Selain permasalahan stunting, rapat juga membahas berbagai isu kesehatan, salah satunya adalah penyakit menular. Kepada para Kapus, Bupati ingatkan untuk tidak lengah terhadap ancaman penyakit menular seperti TBC, Malaria dan HIV/AIDS.
"Pastikan program deteksi dini, pengobatan, dan edukasi kepada masyarakat terus berjalan," pungkas Bupati Tuaq.
Dengan dilakukan rakor ini, publik berharap, kedepannya penanganan kesehatan masyarakat akan berjalan lebih efektif dan efisien. Dan pada akhirnya Kabupaten Lembata bisa mencapai zero stunting dan terbebas dari penyakit menular.
Pewarta: sabatani/ baoon
Editor: redaksi