Lembata,||wartapers.com - Direktur RS. Damian, dr Felicitas Budiawati,MM melalui Humas Sr Regina Cij, mengklarifikasi berbagai aspek terkait kematian bayi yang melibatkan Ny. MSP dan kematian bayinya di RS.Umum Lewoleba. Klarifikasi ini tidak bermaksud untuk membela diri tetapi supaya masyarakat khalayak bisa mengetahui kisah sebenarnya dan tidak termakan isu hoax yang beredar di medsos. Dalam pernyataannya, dr Felicitas Budiawati,MM menegaskan komitmen RS. Damian dalam menyediakan pelayanan kesehatan berkualitas tinggi yang didasarkan pada prinsip kemanusiaan, dan tidak menghendaki adanya kematian bayi setelah melahirkan.
Sr. Regina selaku Humas RS Damian menjelaskan, bahwa peristiwa yang dialami pasien atas nama Ny. MSP dari Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Lembata, berawal dari kedatanganya ke Apotik K24 pada Rabu, 19 Juni 2024, malam hari atas permintaan sendiri tanpa rujukan dari Puskesmas Ile Ape ataupun bidan desa Kolontobo, dan sesuai prosedural kesehatan pihak dokter kandungan yang praktek di K24 melakukan pemeriksaan dan USG dengan hasil diagnosis pasien menderita tensi tinggi dan gangguan ringan pada ginjal serta kencing ibu, karena itu harus segera dirujuk ke RS. Damian malam itu juga untuk dioperasi pada kesempatan pertama.
Rujukan itu keluar pada pukul setengah sepuluh malam, namun keluarga memilih membawa Ny. MSP pulang ke Desa Kolontobo terlebih dahulu sebelum dibawa ke RS. Damian keesokan harinya, Kamis, 20 Juni 2024 dengan rujukan dari dokter praktek K24 yang sudah diberikan saat pemeriksaan malam hari sebelumnya.
Selanjutnya, Sr. Regina juga menjelaskan, sesampainya di RS. Damian, tim medis segera mempersiapkan Ny. MSP untuk dioperasi dengan persetujuan keluarga, tetapi karena pasien datang sudah agak siang dan sebelum ke RS Damian sudah makan siang, maka butuh waktu untuk persiapan. Setelah dilakukan operasi, ibu dan bayi tersebut selamat.
“Ny. MSP selamat dan bayinya sempat menangis. Tetapi karena bayinya mengalami kelainan bawaan yang beredar dalam darah yang berat dan sangat serius, seperti adanya indikasi pembekuan darah, curiga pembesaran organ di limpa dan hati,yang bisa berakibat pada gangguan jantung dan pernapasan maka segera kami merujuknya ke RS. Umum Lewoleba,tentunya sudah distabilkan kondisi bayinya terlebih dahulu, sehingga tidak ada kesan terlambat merujuk," tutur Sr. Regina.
Sr. Regina menekankan bahwa tim medis RS. Damian tidak terlambat dalam menangani kasus ini. Mereka menjalankan semua standar prosedur medis yang diperlukan dengan profesionalisme tinggi dan sesuai dengan standar etika medis yang berlaku. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada kesalahan yang dilakukan dalam penanganan kasus ini, dan mereka tetap berkomitmen untuk memenuhi standar medis tertinggi serta memberikan pelayanan yang aman bagi setiap pasien.
“Kami konsisten menjalankan peran sebagai penyedia layanan kesehatan yang bertanggung jawab. Tim dokter kami yang terlibat dalam penanganan kasus ini adalah spesialis kandungan yang berpengalaman, termasuk dokter spesialis anak yang memiliki pelatihan khusus untuk menangani kondisi-kondisi yang kompleks pada bayi baru lahir,” tegasnya.
Terkait tudingan bahwa pihak RS. Damian bekerjasama dengan K24, Sr. Regina mengatakan bahwa itu tidak benar, apalagi adanya praktik dan bisnis terselubung antara RS Damian dan jaringan apotek K24 yang mengakibatkan kematian bayi di Lembata.
“RS, Damian tidak bekerjasama dengan K24. Jadi dalam kasus kematian bayi ini, hendaknya kita berpikir realistis saja. Bahwa tidak semua orang menginginkan kematian bayinya,” tegas Regina.
Terkait kematian bayi di RSU Lewoleba, Sr, Regina mengatakan mengatakan bahwa setelah ditangani dua hari di RS Umum Lewoleba, bayi itu meninggal karena kelainan bawaan berat yang sangat serius, meskipun tim medis di sana telah melakukan upaya medis intensif. Dan ini adalah kematian yang sangat wajar karena kelainan bawaan berat dimana sudah melalui semua SOP medis yang profesional.
Karena itu, untuk kondisi bayi dengan kelainan bawaan berat seperti ini, mau dimanapun tempat operasi, baik di RSUD Lewoleba ,RS. Damian, ataupun di RS. Swasta lainnya baik di Lembata maupun di Kupang, kondisi bayinya tetap memberat dan menyebabkan kematian pada bayi tersebut.
Sr. Regina dalam kata tutupi mengatakan, pihak RS. Damian Lewoleba berkomitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan sistem rujukan serta koordinasi dengan pihak lain dalam upaya menjaga standar pelayanan kesehatan yang tinggi dan mengajak masyarakat untuk terus mendukung dan mempercayai upaya mereka dalam menyediakan pelayanan medis yang berkualitas dan aman bagi semua pasien. Ia menekankan perlunya upaya bersama untuk memastikan bahwa setiap pasien, terutama dalam kondisi darurat seperti ini, menerima perawatan yang tepat dan tepat waktu.
Pewarta: sabatani
Editor: redaksi