Kematian Bayi di RSUD Lewoleba: Panggilan Evaluasi Kemanusiaan , Mado Watun : “Kejadian Ini Tidak Boleh Terulang Lagi”.
Lembata,||wartapers.com - Kasus tragis kematian bayi Ny. MSB, warga Kolotobo, Ile Ape di RSUD Lewoleba, Lembata, telah menimbulkan gelombang keprihatinan yang mendalam di masyarakat. Peristiwa ini menyoroti urgensi evaluasi sistem kesehatan terutama dalam pengawasan kehamilan dan pelayanan kesehatan pranatal.
Viktor Mado Watun, Anggota DPRD Provinsi NTT Fraksi PDI Perjuangan yang dimntai komentarnya, pada, Sabtu, (29/06/2024). dengan tegas menegaskan bahwa kejadian serupa tidak boleh terulang di masa depan.
"Kita perlu mengevaluasi kembali SOP pelayanan kesehatan, serta memastikan bahwa setiap ibu hamil mendapatkan pengawasan yang ketat minimal 7 hari sebelum melahirkan," ungkapnya.
Kritik juga ditujukan pada proses diagnosa yang terlambat mengenai penyakit bawaan yang diderita bayi tersebut. "Kenapa tidak dari awal didiagnosa bahwa bayi tersebut mengalami kelainan? Ini yang harus kita perbaiki agar tidak ada lagi kesalahan serupa," paparnya dengan penuh kekhawatiran.
“Saya sangat menyesalkan bahwa kenapa diagnosis penyakit bawaan bayi tersebut baru diketahui setelah bayi lahir, meskipun ibu hamil telah menjalani serangkaian pemeriksaan kehamilan sejak usia kehamilan 3 bulan di Posyandu. Bahkan, kemungkinan ibu ini secara rutin melakukan pemeriksaan melalui USG di dokter spesialis atau di rumah sakit. Seharusnya bidan desa, ataupun dokter dapat memastikan bahwa bayi dalam kandungan Ny. MSB, warga Kolotobo, mengalami penyakit bawaan dan memberikan saran kesehatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.
Viktor Mado Watun sekali lagi menyoroti perlunya proteksi dini untuk bayi sejak dalam kandungan. Dalam pernyataannya, Mado Watun menggarisbawahi pentingnya deteksi dini terhadap kondisi kesehatan janin. Menurutnya, dengan memastikan kesehatan bayi sejak awal, dapat mencegah komplikasi yang lebih serius di kemudian hari.
Ia menyarankan jika bayi didiagnosa tidak sehat sejak awal, segera dirujuk ke rumah sakit yang lebih kompeten di luar Lembata. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa bayi mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisinya tanpa keterlambatan yang berarti.
Selain itu, untuk memastikan kelancaran proses persalinan, Mado Watun menyarankan adanya kolaborasi erat antara dokter spesialis kandungan dan dokter spesialis anak. Keterlibatan keduanya pada saat operasi sesar diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya hal hal lain yang tidak diinginkan selama proses kelahiran.
Beliau menekankan bahwa dokter spesialis anak harus benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik. Hal ini penting guna memastikan bahwa setiap langkah dalam perawatan kesehatan bayi, baik sebelum maupun setelah kelahiran, dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan keahlian.
Sr. Regina, Humas RS Damian, menegaskan bahwa RSUD Lewoleba telah beroperasi sesuai dengan SOP yang ada. "Kami memastikan bahwa pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku," katanya.
Dalam pandangannya, Drg. Yosep Renold, Direktur Utama RSUD Lewoleba, menegaskan komitmen rumah sakit dalam menangani setiap pasien secara profesional. "Kami berupaya keras untuk memastikan setiap proses persalinan dan pasca persalinan berjalan dengan baik dan sesuai prosedur," katanya.
Manajemen K24, yang juga terlibat dalam penanganan kasus ini, menyatakan bahwa mereka telah menjalankan tugasnya sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.
"Kami berkomitmen untuk mendukung upaya RSUD Lewoleba dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan aman bagi setiap pasien," ujar perwakilan dari Manajemen K24.
Keluarga bayi yang meninggal, Kornelis Kpong, dengan tulus mengikhlaskan kepergian putra mereka dan menghimbau semua pihak untuk menghentikan perdebatan yang tidak produktif.
"Kami berharap agar peristiwa ini tidak menjadi bahan perdebatan yang terus-menerus. Yang terpenting adalah kita semua belajar dari kejadian ini untuk memperbaiki sistem kesehatan," ungkap keluarga tersebut.
Di sisi lain, Kepala Puskesmas Ile Ape, Kristo Werang, yang dimintai keterangan terkait peristiwa ini, memilih untuk bungkam dan tidak memberikan komentar.
Kasus ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Lembata untuk memperbaiki sistem kesehatan maternal dan infantil guna mencegah terulangnya kejadian yang menyedihkan seperti ini. Evaluasi menyeluruh terhadap SOP dan pengawasan terhadap ibu hamil diyakini dapat menjadi langkah preventif yang signifikan untuk masa depan yang lebih baik.
Pewarta : sabatani
Editor: redaksi