Notification

×

Iklan

Iklan

Literasi sebagai Katalis Pembangunan: Festival Literasi Lembata 2025 Resmi Dibuka

Kamis, 15 Mei 2025 | 05:24 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-15T12:34:37Z

 




LEMBATA, wartapers.com – Festival Literasi Kabupaten Lembata 2025 resmi dibuka oleh Wakil Bupati H. Muhamad Nasir pada Kamis (15/5), di halaman Dinas Kearsipan dan Perpustakaan. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa literasi adalah kunci menuju masyarakat yang cerdas secara intelektual dan spiritual. “Dengan literasi, seseorang mampu berpikir kritis, menganalisis fenomena, dan membuat keputusan yang cerdas,” tegasnya di hadapan ratusan peserta dari berbagai kalangan.


Festival ini diselenggarakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata sebagai momentum strategis untuk menumbuhkan budaya literasi dan menjadikannya penggerak utama pembangunan berbasis potensi lokal. Tahun ini, tema yang diusung adalah “Perpustakaan sebagai Katalis Produktivitas Nelayan, Petani, dan Peternak Berbasis Kearifan Lokal”, mencerminkan komitmen daerah dalam mendorong SDM unggul melalui literasi.


Acara pembukaan dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Anggota DPRD Lukman Laba, Ketua TP-PKK Kabupaten Lembata Ursula Surat Bayo Tuaq, para kepala OPD, camat, kepala sekolah, guru, serta perwakilan dari Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan pelajar dari jenjang SD hingga SLTA.


Wakil Bupati menekankan bahwa pendidikan, patriotisme, dan tata kelola pemerintahan tidak dapat berkembang optimal tanpa fondasi literasi. “Perpustakaan adalah katalis. Ia mempercepat proses membentuk manusia unggul, produktif, dan siap menghadapi tantangan global,” ujarnya.


Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata, Anselmus Ola  dalam sambutannya mengatakan bahwa, setidaknya terdapat sejumlah inovasi seperti perpustakaan keliling berbasis mobil "ambulans buku", program wisata literasi, distribusi buku ke sekolah-sekolah, serta kerja sama aktif dengan 74 sekolah di Lembata. “Buku pelajaran penting, tapi buku literasi adalah jembatan menuju kehidupan nyata,” ungkapnya.


Indeks literasi masyarakat Lembata meningkat dari 43% pada 2023 menjadi 56% pada 2024. Namun, tantangan masih ada, termasuk tingkat minat baca yang baru mencapai angka 5 dari skala 6. Pemerintah daerah berkomitmen meningkatkan capaian ini melalui gerakan literasi yang inklusif dan berkelanjutan.


Pada kesempatan tersebut, diumumkan pula Surat Keputusan Bunda Literasi Kabupaten Lembata untuk periode 2025–2030 atas nama Ursula Surat Bayo Tuaq. Meskipun belum dilakukan pengukuhan resmi, Ursula menyatakan komitmennya untuk terus mendukung gerakan literasi di daerah, dimulai dari rumah sebagai ruang baca pertama.


“Literasi bukan hanya soal membaca dan menulis. Ia mencakup kemampuan berpikir kritis, memahami informasi, dan memecahkan masalah,” katanya, seraya mendorong pelestarian cerita rakyat dan kearifan lokal dalam bentuk tulisan.


Festival Literasi 2025 juga dimeriahkan oleh lomba-lomba edukatif seperti mewarnai, bertutur, menulis esai, hingga konten digital literasi. Kegiatan ini menjadi tolok ukur perkembangan literasi di sekolah dan masyarakat.


Sebanyak 72 judul buku bertema pertanian, peternakan, dan ekonomi lokal telah disebarkan ke perpustakaan desa. Meski begitu, keterbatasan distribusi masih menjadi kendala, sehingga dibutuhkan dukungan para camat untuk menjangkau pelosok.


Kegiatan dibuka dengan karnaval literasi pelajar, pertunjukan seni budaya, dan peluncuran program literasi berkelanjutan. Pemerintah, sekolah, dan masyarakat terus bergandeng tangan membangun Lembata sebagai kabupaten literat.


Dengan literasi berbasis kearifan lokal, Lembata optimistis menyiapkan generasi emas menuju 2045. Literasi bukan hanya alat baca-tulis, tetapi fondasi utama kesejahteraan dan kemajuan daerah.


Pewarta: sabatani

Editor; redaksi 

×
Berita Terbaru Update