Bangkalan ||wartapers.com - Sebuah adat istiadat tradisi lokal madura yang merupakan peninggalan para pendahulu selayaknya harus di lestarikan seperti pencak silat.
Pencak Silat diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tahun 2019, menandai pentingnya seni bela diri ini dalam sejarah dan budaya Indonesia. Selain itu, pencak silat juga terus berkembang dengan berbagai aliran dan gaya yang mencerminkan keragaman budaya dan tradisi di berbagai wilayah Indonesia.
Kegiatan lomba pencak silat adalah salah satu cara melestarikan budaya dimana di setiap wilayah sering di adakan berbagai event perlombaan tersebut,seperti yang di adakan oleh ikatan pelajar nahdlatul ulama(IPNU) Bangkalan yang terselenggara di gor SOKA perumahan griya abadi,Bilaporah Socah Bangkalan. Minggu(11/05/2025) bertajuk kejuaraan pencak silat pelajar championship 2025 berjuta karya untuk nusantara.
Namun sayangnya kegiatan tersebut menuai kontroversi dari peserta lomba,mereka menyayangkan panitia pelaksana yang di duga mengesampingkan integritas sebagai bentuk tanggung jawab profesionalisme.
Venue awal saat pendaftaran di tentukan di Gor kampus UTM,namun setelah rampung pendaftaran venue di pindah dugaan sepihak ke GOR SOKA.
Imam yang merupakan koordinator dari perguruan macan putih sangat menyesalkan perubahan pindah mendadak venue tersebut,menurutnya Gor Soka tidak begitu pas untuk kegiatan perlombaan pencak silat karena keterbatasan gelanggang maupun kenyamanan bagi peserta dan penonton karena menurutnya tempat tersebut adalah tempat futsal.
"Saat pendaftaran infonya di GOR UTM mas,namun H-2 pelaksanaan lomba tiba-tiba di pindah ke Gor Soka.
Itu membuat saya kecewa karena tidak sesuai sosialisasi awal. Setau saya disana itu tempat futsal mas,jadi rasanya kurang pas untuk event ini dari sisi gelanggang maupun kenyamanan penonton"ungkap imam
Di hari pelaksanaan lomba,apa yang di khawatirkan beberapa peserta lomba termasuk imam akhirnya terjadi juga perihal indikasi ketidak profesionalan panitia, sehingga terjadi protes sampai kegiatan lomba di jeda.
Kurang lebih sekitar 15 orang peserta lomba mengundurkan diri. Mereka menyesalkan gelanggang yang cuma 1,harusnya event sebesar ini ada dua gelanggang untuk seni dan tanding ganda.
Ditambah lagi kelalaian panitia yang salah menginput jenis kelamin peserta yang saat pendaftaran sudah di lengkapi dengan foto masing-masing peserta.
"Gelanggang nya cuma 1. Harusnya ada 2 mas, untuk seni dan tanding/ganda, Kalau cuma 1 begini harus menunggu mas" ungkapnya.
Panitianya gak profesional, mosok mas jenis kelamin bisa salah. Anak cowok bisa di masukkan ke cewek,jadinya cowok tanding sama cewek. Kan saat pendaftaran sudah ada foto,kok bisa salah begitu" tambah imam
Admistrasi pendaftaran Rp 180.000 per orang dan peserta yang mendaftar kurang lebih sekitar 164 peserta.
Harapan peserta lomba dengan tingkat antusiasme tinggi,mestinya di dukung dengan venue yang memadai dan kenyamanan penonton di utamakan.
pewrta : MK