Dalam wawancara yang dilakukan di kantor pusat Langit Jingga Films di Wangatoa, Lewoleba pada Senin, 19 Agustus 2024, Mundo Making mengungkapkan bahwa festival ini akan menampilkan berbagai maestro musik dan tari dari Lembata.
"Kami mengangkat Maestro alat musik Tatong dari Kedang dan juga tari tradisi di Lembata. Tujuan dari kegiatan ini adalah melestarikan alat musik Tatong dan tari tradisi agar tidak punah," ujar Mundo.
Festival ini bakal melibatkan sembilan sanggar dari seluruh kecamatan di Kabupaten Lembata, yang masing-masing akan mewakili daerah mereka dalam pentas seni di lokasi utama Ex Harnus. Tidak hanya itu, beberapa band musik dari daratan Flores Timur juga akan berpartisipasi dalam festival ini.
"Kami melibatkan teman-teman band dari Flores Timur dan juga sanggar dari Kabupaten Lembata," tambah Mundo.
Selain pertunjukan musik dan tari, festival ini juga akan diwarnai dengan Musikalisasi Puisi, Pantomim dari Forum Disabilitas Lembata, Stand Up, Pameran Seni, Gallery Budaya dan Live Mural dari Komunitas Timore Art Graffiti asal Kupang.
Sang Maestro Musik Neo Tradisi, Ivan Nestorman akan hadir sebagai Bintang tamu pada hari puncak festival, yang akan dipandu oleh Marisa Dilak alias Tanta Mince dan Moreno dari Kupang.
Langit Jingga Films, yang dikenal dengan karya-karya kreatifnya di bidang film dan dokumenter, telah mengantongi dukungan dari KemendikbudRistek RI untuk pelaksanaan festival ini. Mundo berharap melalui Lembata Maestro Festival, masyarakat Lembata semakin menyadari pentingnya melestarikan budaya mereka.
Beberapa karya yang sudah dihasilkan oleh Langit Jingga Film antara lain film dokumenter tentang kehidupan masyarakat adat di Lembata dan serial dokumenter mengenai tradisi-tradisi yang hampir punah di NTT. Karya-karya ini telah dipublikasikan secara luas, baik di dalam maupun luar negeri, memperkuat posisi Langit Jingga Film sebagai salah satu pilar penting dalam pelestarian budaya NTT.
Pewarta: sabatani
Editor: redaksi
