Terima Gelar Kebangsawanan Raja Nusantara, Bupati Sampang : Simbolis ini Bukan Sekedar Gaya , Melainkan Beban Moral dan Tanggung jawab

 


​SAMPANG, wartapers.com  — Pemerintah Kabupaten Sampang mencatatkan momentum bersejarah dalam peta kebudayaan dan kebangsaan Nusantara. Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi, secara resmi dinobatkan sebagai bagian dari keluarga besar bangsawan Nusantara melalui prosesi adat yang penuh khidmat.

​Penobatan gelar kehormatan tersebut dilaksanakan di Pringgitan Trunojoyo, Pendopo Kabupaten Sampang. Acara ini menjadi istimewa karena dihadiri langsung oleh para Raja, Sultan, penopang adat yang bertengger diberbagai penjuru tanah air, serta Ketua Umum Masyarakat Adat Nusantara (MATRA). Senin,22/12/2025.

​Prosesi ini menegaskan posisi Kabupaten Sampang sebagai titik temu lintas sejarah yang mempertemukan kemuliaan adat, martabat leluhur, dan visi masa depan bangsa Indonesia. Kehadiran para tokoh adat nasional ini memberikan legitimasi budaya yang kuat bagi kepemimpinan di bumi pertiwi Madura.

​Dalam pidato kebudayaannya, Bupati Sampang yang akrab disapa Aba Idi, menyampaikan rasa hormat dan apresiasi mendalam atas kehadiran para pemimpin adat tersebut. Beliau memandang kehadiran para Raja Nusantara sebagai simbol bersatunya kembali simpul-simpul sejarah di tanah Madura.

​“Hari ini, Sampang tidak hanya menyambut tamu-tamu agung, tetapi juga menerima kehadiran martabat sejarah Nusantara. Kehadiran para Raja menjadikan daerah ini sebagai titik temu antara tradisi masa lalu dan cita-cita masa depan bangsa,” pungkas H. Slamet Junaidi dengan nada haru. Senin,22/12/2025.

​Secara filosofis, bupati Sampang ini menegaskan bahwa gelar kebangsawanan yang ia sandang bukanlah sebuah atribusi untuk mengejar kemuliaan personal. Baginya, gelar tersebut merupakan beban moral yang harus dipertanggungjawabkan melalui pengabdian nyata kepada masyarakat.

​“Gelar yang saya terima ini bukan untuk kemuliaan pribadi, melainkan amanah untuk terus memimpin dengan keteladanan. Ini adalah pengingat untuk tetap menjaga kearifan lokal dengan penuh kerendahan hati di tengah arus modernisasi,” tegasnya di hadapan para undangan.

​Lebih jauh, momentum ini menjadi katalisator penting dalam upaya kolektif mengusulkan Pangeran Trunojoyo sebagai Pahlawan Nasional. Sosok pejuang kelahiran Sampang tersebut dinilai memiliki kontribusi besar dalam sejarah perlawanan bangsa terhadap penjajahan.

​Dukungan dari para Raja Nusantara yang hadir di Sampang menjadi modal sosial dan politik yang sangat berharga. H. Slamet Junaidi menilai sokongan moral ini akan memperkuat berkas usulan ke pemerintah pusat agar Pangeran Trunojoyo segera mendapatkan pengakuan resmi negara.

​Slamet Junaidi menjelaskan bahwa perlawanan Trunojoyo harus dilihat dalam konteks melawan hegemoni kolonial VOC, bukan sekadar konflik internal kerajaan. Menurutnya, VOC adalah musuh bersama rakyat Nusantara pada masa itu yang mencoba merampas kedaulatan bangsa.

​“Penetapan Pangeran Trunojoyo sebagai Pahlawan Nasional adalah soal pengakuan atas harga diri kolektif masyarakat. Sejarah yang diluruskan akan melahirkan rasa bangga bahwa masyarakat Sampang adalah bagian terhormat dalam perjuangan Indonesia,” kata H. Slamet Junaidi saat menyapa para tamu. 

​Akhir rangkaian acara, Aba Idi mengajak seluruh pemangku adat untuk menjadikan peristiwa di Sampang sebagai tonggak persatuan. Beliau berharap persatuan para Raja ini menjadi warisan literasi bagi generasi mendatang bahwa persatuan adalah kunci keadilan sejarah.


Redaksi 

KABAR NASIONAL
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Memuat BERITA UPDATE TERKINI…

𝐖𝐀𝐑𝐓𝐀 𝐋𝐈𝐏𝐔𝐓𝐀𝐍 𝐏𝐎𝐏𝐔𝐋𝐄𝐑

Memuat...