Ratusan Massa Adat "Kepung" , 4 Perusahaan Besar Di Pomalaa Akhirnya Buka Ruang Untuk Diskusi dan Bertanggung Jawab
KOLAKA.WARTAPERS.COM || Sejarah baru tercipta di Bumi Mekongga ! gelombang massa tak terbendung dari 9 organisasi masyarakat adat yang tergabung dalam Lembaga Poros Tengah Masyarakat Adat Mekongga akhirnya berhasil memaksa empat raksasa industri pertambangan bertekuk lutut.pada hari sabtu 27/12/2025.
Setelah aksi unjuk rasa besar-besaran yang menggetarkan kawasan industri, pertemuan "panas" lanjut di Living Area IPIP berakhir dengan kemenangan telak bagi masyarakat adat.
Empat korporasi raksasa PT Rimau New World (RNW), PT Suria Lintas Gemilang (SLG), PT Kolaka Nikel Indonesia (KNI), dan PT Indonesia Pomalaa Industrial Park (IPIP)—secara resmi menyatakan sikap menyerah dan berkomitmen penuh untuk membayar ganti rugi!
Goncangan di Markas IPIP: Rakyat Menuntut Keadilan!
Pertemuan yang berlangsung dalam tensi tinggi ini menjadi saksi bisu bagaimana kekuatan kolektif penambang lokal Wonua Mekongga berhasil mendesak manajemen elite perusahaan.
Tidak ada lagi basa-basi diplomasi; masyarakat menuntut hak mereka yang selama ini terabaikan, ada 3 Poin Keramat yang Menggetarkan Meja Perundingan yaitu :
Pengembalian Hak Tambang Pengusaha Lokal Tanpa Syarat: Perusahaan secara kolektif mengakui dosa industri dan berkomitmen memberikan Pengembalian Hak yang nyata bagi penambang lokal pemegang SPK yang dirugikan.
Tidak menunggu minggu depan, besok pagi (Minggu, 28/12/2025) pukul 10.00 WITA, tim gabungan akan "menggerebek" lapangan untuk verifikasi faktual. Kantor PT SLG desa Tambea akan menjadi saksi titik kumpul awal pergerakan ini.
Transparansi Mutlak: Tidak boleh ada data yang disembunyikan! Seluruh temuan di lapangan akan diserahkan langsung ke manajemen tertinggi PT SLG dan PT RNW sebagai dasar mutlak pembayaran ganti rugi.
Ketua Lembaga Poros Tengah Mekongga bersama tokoh-tokoh vokal seperti Saefuddin, Arya Prasetyadi, Arianto, dan Rahmat, SE, menegaskan bahwa penandatanganan berita acara ini adalah bukti hitam di atas putih yang tidak bisa diganggu gugat.
"Kami tidak hanya bicara, kami menuntut bukti!"
Besok adalah hari penentu. Setiap jengkal kerugian harus dibayar lunas sesuai fakta lapangan!" tegas salah satu perwakilan massa.
Siaga Satu: Mata Masyarakat Tertuju ke Lapangan
Kemenangan ini baru babak awal.
Besok, seluruh mata akan tertuju pada verifikasi lapangan yang akan menentukan nasib ratusan penambang lokal.
Apakah raksasa industri ini akan benar-benar menepati janji sucinya, atau ini hanya strategi mendinginkan suasana?
Satu yang pasti: Masyarakat Adat Mekongga telah membuktikan bahwa di tanah mereka sendiri, suara rakyat adalah hukum tertinggi.
Pewarta : Asril wp
Editor: redaksi

