Protes Konten Viral Dianggap Lecehkan Ulama, Lyco Cafe di Geruduk Massa Minta Klarifikasi

 


​SAMPANG, wartapers.com — Sebuah Cafe disampang kembali digeruduk ratusan massa akibat konten video viral di media sosial yang di anggap telah  melecehkan tokoh  agama dan ulama, terpicu adanya pelecehan tersebut kini ratusan massa yang mengatasnamakan Front Pembela Islam (FPI) mendatangi Lyco Cafe yang berlokasi di Jl. Syamsul Arifin, Kelurahan Polagan, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura. 

Peristiwa ini menjadi perhatian publik setempat karena menyangkut sensitivitas agama dan tuntutan kejelasan. Kamis,11/12/2025 malam. 

​Massa FPI tiba di lokasi menggunakan delapan unit mobil minibus dan satu mobil bak terbuka. Berdasarkan pantauan awak media, situasi kedatangan massa mendapat pengawalan ketat dari aparat gabungan Kepolisian dan TNI. Pengamanan dilakukan secara maksimal untuk memastikan kondisi tetap kondusif, mencegah potensi gesekan, dan menjamin ketertiban selama proses penyampaian aspirasi berlangsung.

​Aksi protes ini dilatarbelakangi oleh dua persoalan utama. Pertama, beredarnya video di media sosial yang menampilkan seorang laki-laki berjoget secara berlebihan, bahkan hingga naik ke atas meja di dalam kafe. Kedua, dan menjadi sorotan utama, adalah sebuah konten promosi Lyco Cafe yang memuat pernyataan, "Air kalau diambil kiai harganya jadi lebih mahal, air yang biasanya seharga tiga ribu, bisa menjadi puluhan ribu setelah disertai amalan kiai." Konten ini dianggap massa FPI sebagai pelecehan terhadap praktik religius dan dinilai merendahkan martabat tokoh agama.

​Ketua FPI Sampang, Habib Abdurrahman, menegaskan maksud kedatangan mereka untuk meluruskan dan tidak ingin membuat gaduh, cukup pihak cafe meminta klarifikasi terkait konten yang tengah menyinggung para ulama. 

"Kami datang bukan untuk ribut, tapi menuntut klarifikasi dan meminta agar tidak ada penghinaan terhadap ulama," ujar Habib Abdurrahman. Ia menekankan bahwa ulama adalah simbol kehormatan umat, sehingga ketika ada hal yang menyinggung, menjadi kewajiban bagi mereka untuk meluruskan dengan cara-cara yang baik dan damai. Aksi tersebut merupakan bentuk tanggung jawab moral FPI terhadap kehormatan tokoh agama.

​Menanggapi tuntutan tersebut, Heri, selaku pemilik Lyco Cafe, menyampaikan permohonan maafnya secara terbuka di hadapan ratusan massa aksi. Heri mengakui kekeliruan dalam konten yang dipublikasikan dan menyatakan penyesalannya.

 "Saya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka. Saya berjanji akan menghapus konten video yang dianggap telah menyinggung para tokoh ulama, serta memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali," ucap Heri, menanggapi tuntutan massa.

​Setelah tercapainya kesepakatan dan adanya permintaan maaf terbuka dari pihak Lyco Cafe, Habib Abdurrahman menyatakan bahwa persoalan tersebut dianggap selesai.

 "Sudah ada permintaan maaf, sudah ada janji untuk menghapus video. Bagi kami, itu cukup. Yang terpenting adalah tidak terulang lagi," tambahnya. Sikap ini menunjukkan penyelesaian masalah dilakukan secara musyawarah dan kekeluargaan.

​Situasi di sekitar Lyco Cafe berangsur normal dan kondusif setelah massa FPI mulai membubarkan diri secara tertib. Meskipun demikian, aparat kepolisian dan TNI tetap melakukan pengamanan di lokasi hingga kondisi dipastikan benar-benar aman sepenuhnya


Redaksi 

KABAR NASIONAL
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Memuat BERITA UPDATE TERKINI…

𝐖𝐀𝐑𝐓𝐀 𝐋𝐈𝐏𝐔𝐓𝐀𝐍 𝐏𝐎𝐏𝐔𝐋𝐄𝐑

Memuat...