Generasi Digital Lembata Menyala: Tiga Duta SMPN 2 Nubatukan Siap Harumkan NTT di Ajang Coding & AI Nasional
Lembata, wartapers.com — “Semua demi masa depan pendidikan Lembata. Anak-anak harus berangkat dengan penuh percaya diri,” tegas Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata, Suhartin Bungalaleng, mewakili Kadis Pendidikan Wenseslaus Pukan. Senada dengannya, Plt. Kepala SMPN 2 Nubatukan, Deassy Erlina Lainata, menekankan bahwa keberangkatan tiga siswanya ke ajang nasional adalah bukti bahwa pelajar Lembata mampu bersaing di panggung teknologi masa depan. Dua suara ini menyatu menjadi satu pesan: pendidikan Lembata sedang bergerak maju, dan generasi mudanya siap tampil di garis depan inovasi.
Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata menunjukkan komitmen penuh dalam mendukung prestasi generasi emas Lewo Lembata dengan memberikan bantuan uang saku kepada tiga siswa SMPN 2 Nubatukan dan guru pendamping yang diutus mengikuti Program Bina Talenta Indonesia bidang Coding & Artificial Intelligence (KKA) jenjang SMP di Politeknik Negeri Jakarta.
Ketiga siswa ini terpilih sebagai duta Provinsi NTT, sebuah prestasi besar yang mengangkat nama sekolah sekaligus membuktikan bahwa anak-anak Lembata tidak tertinggal dalam persaingan teknologi yang kian pesat.
“Ini bentuk dukungan nyata Pemda Lembata terhadap pendidikan. Kami ingin anak-anak berangkat dengan penuh percaya diri, membawa nama baik sekolah, daerah, dan provinsi,” ujar Suhartin Bungalaleng.
Ia menambahkan bahwa pengalaman nasional ini akan menjadi pintu pembuka minat dan kecakapan generasi muda Lembata dalam dunia digital yang terus berkembang.
“Selamat berjuang, anak-anak. Harumkan sekolahmu, Lewo Lembata tercinta, dan Provinsi NTT,” pesan Suhartin.
Keberangkatan tiga siswa ini juga menjadi inspirasi bagi seluruh pelajar di Lembata bahwa kesempatan besar selalu tersedia bagi mereka yang berani bermimpi dan berusaha keras.
Plt. Kepala SMPN 2 Nubatukan, Deassy Erlina Lainata, menjelaskan bahwa Program BTI merupakan bagian dari upaya Kemendikdasmen untuk menyiapkan SDM unggul yang menguasai teknologi koding, kecerdasan digital, dan AI. Program ini memperkuat karakter berprestasi, sekaligus membekali siswa dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan abad ke-21.
Menurut Deassy, keberhasilan siswanya ini memberi tiga pelajaran penting bagi dunia pendidikan di Lembata: sekolah harus memperkuat budaya belajar berbasis riset dan teknologi, guru harus menyiapkan ekosistem pendampingan berkelanjutan, dan pemerintah beserta masyarakat perlu memberikan dukungan moril serta ruang-ruang publikasi yang lebih luas.
Ia menegaskan bahwa prestasi siswa tidak boleh berhenti sebatas euforia sesaat, tetapi harus menjadi gerakan yang mendorong semakin banyak anak mengikuti jejak yang sama.
Tak hanya itu, Deassy juga menekankan bahwa generasi muda tidak boleh berhenti sebagai pengguna teknologi. Mereka harus didorong untuk menciptakan produk-produk berbasis teknologi yang dapat digunakan secara nyata di tengah masyarakat.
“Tiga anak itu adalah Emanuel Sabon Gua, Wenseslaus Pito Koban, dan Ellyna Elista Ola,” tuturnya, Selasa (09/12/25). Ia bangga menyebut nama para duta kecil Lembata tersebut.
Pewarta: Sabatani
Editor: redaksi

