MKKS Lembata Hadirkan 10 Guru Terbaik dalam Grand Final Inovasi Pembelajaran 2025
LEWOLEBA, wartapers.com — Kabupaten Lembata kembali menegaskan komitmennya pada pembaruan pendidikan melalui Grand Final Presentasi Substansi Naskah dan Wawancara Inovasi Pembelajaran yang menghadirkan 10 guru terbaik dari berbagai SMP untuk mempertahankan karya inovatif mereka. Kegiatan yang dibuka oleh Sekretaris Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Mustan B. Paokuma, ini menjadi puncak seleksi berlapis sejak Oktober dan melibatkan kolaborasi erat Dinas Pendidikan, MKKS, dan lembaga terkait untuk melahirkan pendidik kreatif, adaptif, serta mampu menjawab tantangan zaman.
Sekretaris Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata, Mustan B. Paokuma, mewakili Kepala Dinas Anselmus Asan Ola, resmi membuka Grand Final Presentasi Substansi Naskah dan Wawancara Inovasi Pembelajaran tingkat Kabupaten Lembata, Rabu (19/11/2025) di Aula Goris Keraf Lewoleba. Agenda ini mempertemukan 10 finalis terbaik dari berbagai SMP dalam ajang Apresiasi GTK sebagai puncak seleksi tahunan yang bertujuan memperkuat budaya inovasi, menumbuhkan kreativitas guru, serta mendorong mutu pembelajaran agar selaras dengan perkembangan pendidikan nasional.
Ajang bergengsi tersebut menjadi puncak seleksi Apresiasi GTK yang telah berlangsung sejak awal Oktober dan kini mempertemukan 10 finalis terbaik dari berbagai SMP di Kabupaten Lembata. Kegiatan ini digelar sebagai bentuk komitmen lintas sektor dalam meningkatkan kualitas pendidik dan mendorong munculnya guru-guru inovatif.
Dalam sambutannya, Mustan B. Paokuma menyebut bahwa penyelenggaraan apresiasi guru sejalan dengan kebijakan pendidikan nasional yang terus berbenah mengikuti tuntutan zaman. Ia menegaskan bahwa peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru menjadi fokus utama lima tahun ke depan.
“Kegiatan ini bukan sekadar kompetisi. Lebih dari itu, ini ruang pembelajaran, ruang berbagi, dan ruang tumbuh bagi para guru agar inovasi yang mereka hasilkan dapat menginspirasi satuan pendidikan lain,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa inovasi pembelajaran harus dihidupkan di setiap sekolah, bukan hanya ditampilkan dalam lomba.
“Sepuluh finalis ini adalah contoh baik, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana inovasi tersebut menular ke guru-guru lain sehingga anak-anak kita semakin terpacu dalam proses belajar,” lanjut Mustan.
Sementara itu, Ketua MKKS SMP Kabupaten Lembata, Fransiskus B. Kaona, menegaskan bahwa semua karya yang masuk memiliki kualitas baik namun harus memenuhi kriteria teknis dan substansial.
“Dari 31 karya, semuanya bagus. Namun ada yang gugur karena tidak memenuhi syarat minimal, termasuk jumlah kata. Yang lolos administrasi kemudian dinilai substansinya hingga terpilihlah 10 finalis hari ini,” jelasnya.
Fransiskus juga menyampaikan bahwa terdapat satu peserta yang berhalangan hadir karena sakit, dan keputusan terkait hal tersebut akan dipertimbangkan oleh dewan juri. Ia menegaskan agar peserta lain tetap fokus dan tampil optimal.
“Hari ini adalah kesempatan bagi kalian mempertanggungjawabkan karya praktik baik yang telah ditulis,” ujarnya.
Sementara, Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata, Ignasius Dewantoro Liarian, menekankan bahwa kegiatan kolaboratif antara Dinas Pendidikan, MKKS, dan Dinas Kearsipan serta Perpustakaan ini harus terus diperkuat di masa mendatang.
“Kami hadir untuk mendukung penuh langkah para guru. Kegiatan seperti ini harus terus hidup di setiap kecamatan,” ujarnya.
Ignasius juga menekankan pentingnya inovasi pembelajaran yang selaras dengan perkembangan kurikulum terbaru. Guru, kata dia, harus adaptif, kreatif, dan mampu menghidupkan ruang belajar yang mendorong peserta didik untuk saling berbagi dan saling belajar “Kita butuh guru-guru yang mampu membangun pengalaman belajar yang menantang dan menyenangkan,” jelasnya.
Kegiatan grand final ini diikuti oleh 10 guru terbaik, yakni: Veronika Avelinda Tonjo (SMPN 1 Omesuri), Filemon Edison Ola (SMPN 1 Wulandoni), Mas’udin Muh. Jinan (SMPN 1 Wulandoni), Emanuel Begu (SMP Satap Tewaowutung), Delfina Lepang (SMPS Katolik Ampera Waipukang), Fridolina Toan (SMPN 1 Nubatukan), Ignasius Gega Uran (SMPN 1 Buyasuri), Thresia Marsita Ose (SMPN 2 Atadei), Idham K. Paokuma (SMPN 2 Omesuri), dan Maria F.N. Laba (SMPN 6 Nubatukan).
Yustinus Mado, salah seorang panitia MKKS, menjelaskan bahwa seleksi tahun ini dirancang berlapis. Pengiriman naskah dibuka sejak 1 Oktober hingga 5 November, diikuti penjurian tahap pertama pada 6–11 November. Pengumuman nominasi dilakukan 12 November, disusul pemanggilan finalis pada 12–13 November.
Menurut Yustinus, seleksi berjenjang ini dirancang untuk memastikan bahwa karya yang dilombakan benar-benar aplikatif dan memberi dampak nyata di ruang kelas.
“Kami ingin memastikan bahwa karya yang tampil tidak hanya ide, tetapi betul-betul rencana pembelajaran yang realistis dan bisa direplikasi,” ujarnya.
Yustinus juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh guru yang telah mengirimkan karya. Ia menegaskan bahwa setiap naskah merupakan cerminan dedikasi dan menjadi bagian penting dari perjalanan peningkatan kualitas pendidikan di Lembata.
“Tidak ada karya sia-sia. Setiap naskah membawa semangat perubahan,” tambahnya.
Puncak penilaian berlangsung 19–20 November, dilanjutkan pleno penilaian pada 21 November. Pengumuman juara dijadwalkan pada 23 November 2025. Tim juri profesional yang ditunjuk MKKS akan menilai presentasi, substansi karya, dan kemampuan peserta menjelaskan inovasi secara komprehensif. Hadir sebagai juri yaitu Damianus Dolu Lelangayaq, S.Pd (Pemenang terbaik I Apresiasi GTK NTT Kategori Guru Transformatif 2025), Rahman Firdaus, S.Pd (Guru SMPN I Nagawung) dan Yohanes Kurniawan, M.Pd (Dosen Fisika pada Unika St Paulus Ruteng).
Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 Wita itu diproyeksikan menjadi forum prestisius bagi para finalis untuk menampilkan gagasan terbaik mereka. Yustinus mengajak para kepala sekolah, pengawas, dan masyarakat pendidikan untuk memberikan dukungan penuh.
“Mari kita saksikan bagaimana guru-guru berjuang melalui gagasan mereka demi masa depan peserta didik,” katanya.
Dengan dukungan lintas lembaga dan semangat kolaboratif antarguru, Kabupaten Lembata melangkah maju menuju ekosistem pendidikan yang inovatif, adaptif, dan berkelanjutan. Ajang apresiasi ini diharapkan menjadi titik awal lahirnya semakin banyak pendidik kreatif yang mampu menjawab tantangan zaman.
Pewarta: Floni / Sabatani
Editor: redaksi

