" Bunda Literasi Adalah Motor Perubahan” , Sekcam Nubatukan Mikhael Kia Magi
NUBATUKAN, wartapers.com— Pengukuhan Bunda Literasi Kecamatan Nubatukan oleh Bunda Literasi Kabupaten Lembata, Ny. Ursula Surat Bayo Tuaq, berlangsung hangat dan penuh semangat , menandai babak baru gerakan literasi keluarga Acara yang digelar belum lama ini setidaknya menghadirkan Bunda Literasi kecamatan, kelurahan dan desa.
Sekcam Nubatukan Mikhael Kia Magi menegaskan bahwa jabatan Bunda Literasi bukan sekadar simbol atau seremoni belaka, tetapi amanah besar untuk menggerakkan perubahan di tengah masyarakat.
“Proficiat atas pengukuhan Bunda Literasi. Jabatan ini bukan untuk gagah-gagahan, bukan pula atribut kehormatan, tetapi tanggung jawab untuk menumbuhkan budaya baca dan literasi pada semua tingkatan usia di lingkungan kita,” ujarnya tegas.
Mikhael melanjutkan bahwa Bunda Literasi harus hadir sebagai motivator, inovator, dan motor penggerak yang aktif menciptakan ruang belajar baru dalam keluarga maupun komunitas. Menurutnya, penguatan literasi dari rumah adalah kunci membangun generasi berkualitas.
Ia berterima kasih kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata yang telah menginisiasi kegiatan tersebut, sekaligus mendorong adanya sosialisasi budaya baca yang menyentuh hingga unit terkecil masyarakat. “Ini kerja bersama. Dan kita butuh semua tangan untuk bergerak,” katanya.
Sementara itu, Bunda Literasi Kabupaten Lembata, Ny. Ursula Surat Bayo Tuaq, dalam sambutannya menegaskan peran strategis seorang ibu dalam ekosistem literasi keluarga.
“Ibu yang literat akan melahirkan generasi yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mampu menjadi motivator dan inovator dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Bayo Tuaq juga menekankan pentingnya membangun kebiasaan kecil di rumah. Ia mendorong para Bunda Literasi untuk membiasakan anak-anak menulis surat kepada orang tua dan membacakan dongeng secara rutin.
“Dongeng itu bukan sekadar cerita di sana lahir imajinasi, karakter, dan keberanian. Anak yang terbiasa mendengar cerita akan tumbuh dengan daya cipta yang kuat,” tambahnya.
Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Lembata, Anselmus Asan Ola, mengungkapkan bahwa minat baca masyarakat Lembata masih rendah, terutama terkait buku-buku rohani dan bacaan bermutu.
“Kami berharap Bunda Literasi menjadi suluh bagi generasi muda. Bacaan rohani, buku pengetahuan, atau cerita inspiratif harus kembali menjadi bagian dari kehidupan keluarga,” tegasnya.
Menurut Anselmus, gerakan literasi harus dilakukan dengan cara-cara kreatif agar masyarakat kembali akrab dengan buku. Ia menilai peran Bunda Literasi sangat menentukan, terutama dalam menyiapkan ruang dan kesempatan anak untuk membaca.
Di sisi lain, salah satu Bunda Literasi desa yang baru dikukuhkan, Veronika Barek Paokuma, mengungkapkan bahwa tugas tersebut menjadi tantangan sekaligus motivasi besar baginya.
“Pengukuhan ini menggerakkan saya untuk berjuang mengembalikan minat baca warga, apa pun caranya. Mulai dari membuat sudut baca kecil di rumah sampai mengajak warga berdiskusi lewat bacaan,” katanya optimis.
Veronika menambahkan bahwa literasi bukan hanya urusan membaca buku, tetapi juga membangun kesadaran bahwa pengetahuan adalah fondasi utama kemajuan desa. Baginya, tugas Bunda Literasi adalah “membuka pintu cahaya” bagi anak-anak dan orang tua.
Melalui pengukuhan ini, Kecamatan Nubatukan resmi memperkuat gerakan literasi dari tingkat kecamatan hingga dasawisma. Program seperti Gong Literasi di tingkat desa akan didorong untuk diatur dalam regulasi desa sebagai payung gerakan bersama.
Pewarta : Floni
Editor: redaksi

