Warga Ungkap Praktik Janggal di Yayasan ART Jagakarsa, Pekerja Didenda hingga Disadap

JAKARTA, wartapers.com - Ada perusahan Cahaya ibu berkarya diduga melakukan unsur pidana yang membuat masyarakat geram,dan gaduh serta merugikan aspek kehidupan dikarenakan banyaknya keluhan para peserta ART tersiksa dan diperas. dengan skandal cukup berdampak meresahkan warga dan publik berbagai kalangan.

Dugaan praktik janggal di yayasan penyalur Asisten Rumah Tangga (ART) PT Cahaya Ibu Berkarya di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, terus menuai perhatian publik(27/10/2025).

Seorang warga sekitar yang enggan disebutkan namanya mengaku sudah lama mendengar keluhan dari para calon pekerja yang datang dari luar daerah dan justru mengalami perlakuan tidak wajar setelah tiba di yayasan tersebut.

“Jadi nih dari Lampung, dari pokoknya luar kota sini lah. Udah capek-capek datang ke sini, itu yang masuk di sini udah makan, disuruh bayar denda kalau nggak jadi,” ujarnya saat ditemui wartawan pada Jumat (24/10/2025).

Warga itu menuturkan, sistem di yayasan tersebut membuat para calon ART seolah terikat aturan yang tidak masuk akal. Ia bahkan menyebut pernah ada calon pekerja yang sempat ditawari makan dan minum oleh pihak yayasan, namun akhirnya bersyukur karena  menolak tawaran itu dan terhindar dari kewajiban membayar denda seperti yang dialami orang lain.

“Makanya waktu itu ada yang ditawari makan dan minum di situ, untungnya nggak mau. Terus dia ngomong, ‘ya kan saya di sini makan nggak, minum nggak, ngapain disuruh bayar.’ Untung nggak jadi dia... orang Pekalongan apa mana itu,” lanjutnya.

Lebih jauh, warga tersebut juga menuturkan bahwa pernah ada calon ART yang mencoba kabur dari PT Cahaya Ibu Berkarya, namun justru diteriaki maling oleh pihak dalam. Teriakan itu sempat membuat gaduh, namun warga sekitar memilih tidak ikut mengejar karena sudah mengetahui reputasi yayasan tersebut.

“Kemarin yang kabur ada juga diteriakin maling, makanya orang sini nggak pada ngejar. Karena orang sini udah pada tau soal yayasan ini. Kalau ada yang ke sini saya suruh pulang aja. HP sampai disadap-sadap, HP kan ibaratnya privasi kita, jadi itu yayasan tau kalau WA-an sama siapa-siapa,” katanya.

Menurutnya, tindakan pihak yayasan tidak berhenti di situ. Ia mengaku mengetahui bahwa orang yang berhasil melarikan diri bahkan dipermalukan di media sosial dengan status seperti Daftar Pencarian Orang (DPO).

“Waktu itu ada yang datang ngasih tau, 'Nih, Bu, kalau pengen tau, kemarin yang diteriaki maling dijadiin poster DPO.' Kejam banget kan. Katanya biar kalau dia mau kerja nggak diterima di mana-mana,” ungkapnya.

Warga itu menambahkan, poster tersebut berisi tuduhan bahwa korban membawa kabur sejumlah uang. Foto dan data pribadinya, termasuk KTP, disebarkan secara terbuka di media sosial.

“DPO-nya itu isinya dia telah membawa uang sekian-sekian gitu. Dipampang fotonya, dipampang KTP-nya di sosmed gitu. Ya Allah,” ucapnya dengan nada prihatin.

Di akhir perbincangan, warga tersebut mengaku kini lebih berhati-hati setiap kali ada orang baru datang dan bertanya mengenai PT Cahaya Ibu Berkarya. Ia mengaku selalu berusaha memberi peringatan agar calon pekerja tidak terjebak dalam situasi yang sama.

“Kalau ada orang yang tanya dan mau daftar ke sini, saya suruh duduk dulu. Saya fahamin dia, bukan menjelekkan atau apa, tapi buat wawasan sebelum terlanjur masuk ke situ. Soalnya banyak yang masuk kasihan, banyak yang kabur,” pungkasnya.


Pewarta: M.S

Editor: redaksi 

KABAR NASIONAL
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image