Berdamai Diam-Diam, Anggota MADAS dan Khabertana di Buat Geram Pelapor Bungkam Saat Dikonfirmasi
Bangkalan || wartapers.com - Fakta baru yang menghebohkan mencuat setelah aksi besar yang digelar oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Madura Asli (MADAS) bersama LSM Khabertana Pers di depan kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Kamis (9/10/2025).
Aksi yang diikuti sekitar 50 peserta itu dilakukan untuk menuntut penghentian kekerasan terhadap wartawan dan mendesak PAW terhadap H. Fathurrahman (H. Kur), Wakil Ketua DPRD Bangkalan, atas dugaan tindakan yang mencederai profesi pers.
Namun, di balik semangat perjuangan puluhan peserta aksi tersebut, terungkap fakta mengejutkan: pada hari yang sama ketika puluhan massa berorasi di Surabaya, Aruf Kenzo (Makrub) justru melakukan perdamaian diam-diam dengan H. Fathurrahman di Polres Bangkalan.
Informasi itu menyebar cepat di kalangan internal MADAS dan Khabertana, menimbulkan gelombang kekecewaan dan kemarahan. Pasalnya, Aruf Kenzo dikenal sebagai salah satu tik toker pengkriti pemerintah dan suara keras dalam menuntut keadilan bagi wartawan.
Dani Amini, anggota aktif DPP MADAS, tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya terhadap tindakan Makrub yang dinilainya mengkhianati semangat perjuangan bersama.
“Kami semua berjuang dengan tulus, turun ke jalan demi kebenaran dan keadilan. Tapi di hari yang sama, Makrub malah berdamai diam-diam dengan H. Kur. Ini sungguh memalukan dan mencederai kepercayaan kami,” ujar D A dengan nada geram, Kamis (9/10/2025).
DA juga menegaskan bahwa perdamaian yang dilakukan tanpa sepengetahuan organisasi adalah langkah yang tidak etis dan merusak solidaritas gerakan.
“Kalau memang ingin berdamai, bicarakan secara terbuka dengan rekan-rekan perjuangan. Jangan memakai nama organisasi untuk kepentingan pribadi, lalu diam-diam menyelesaikan masalah di belakang,” tambahnya.
Sumber internal menyebutkan bahwa pertemuan Makrub dengan H. Fathurrahman terjadi di Bangkalan pada hari yang sama saat massa menggelar aksi di Surabaya. Pertemuan tersebut dilakukan secara tertutup dan menghasilkan kesepakatan damai personal antara keduanya.
Namun langkah itu kini berbuntut panjang. Banyak pihak di internal MADAS dan Khabertana merasa dikhianati, bahkan muncul desakan agar organisasi segera mengevaluasi peran dan sikap Makrub dalam struktur gerakan.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp, hingga berita ini diturunkan, Makrub alias Aruf Kenzo tidak memberikan tanggapan apa pun. Pesan yang dikirimkan oleh wartawan tidak mendapat respons hingga saat ini.
Kini publik bertanya-tanya: apakah perdamaian diam-diam yang dilakukan di hari yang sama dengan aksi besar itu merupakan bentuk itikad baik pribadi, atau justru pengkhianatan moral terhadap ribuan massa yang berjuang atas nama kebenaran dan kebebasan pers.
Pewarta : MK
Editor; redaksi