Perpustakaan SMP Sint Pieter Jadi Contoh Pengelolaan Literasi Berkembang di Lembata
Lembata, wartapers.com— Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, melakukan pendataan menyeluruh terhadap seluruh perpustakaan desa dan sekolah di wilayah Kabupaten Lembata pada Rabu (6/8/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk memetakan kondisi nyata perpustakaan, meningkatkan kualitas layanan literasi, serta mendorong legalitas dan pengembangan infrastruktur pustaka di tingkat desa maupun satuan pendidikan.
Salah satu yang menonjol dalam pendataan tersebut adalah SMP Sint Pieter Lolondolor di Desa Leuwayan, yang menunjukkan perkembangan positif dalam pengelolaan perpustakaan. Dari 93 siswa yang terdaftar, seluruhnya tercatat rutin mengunjungi perpustakaan setiap bulan, mencerminkan tingginya antusiasme terhadap budaya baca.
Kepala SMP Sint Pieter, Yulia Barek, SE, menjelaskan bahwa perpustakaan sekolahnya memiliki ruang khusus yang dilengkapi dengan 3.031 judul buku dan 3.200 eksemplar. Dikelola oleh satu pustakawan dan satu tenaga non-pustakawan, perpustakaan ini juga aktif melakukan promosi literasi melalui kegiatan tatap muka pada awal tahun ajaran dan saat apel Senin pagi.
“Kami juga menjalin kerja sama dengan Dinas Perpustakaan Lembata dalam meningkatkan layanan baca dan rujuk,” kata Yulia.
Selain SMP Sint Pieter, tim pendata juga meninjau perpustakaan di SDN Roma, SDK Leuwayan, serta dua perpustakaan desa di Roma dan Leuwayan. Sebagian besar belum memiliki Nomor Pokok Perpustakaan (NPP) dan SK pendirian, serta menghadapi keterbatasan fasilitas seperti ruang baca, rak buku, dan tenaga pengelola perpustakaan.
Meski demikian, semangat literasi tetap hidup. SDK Leuwayan, melalui perpustakaan “Sumber Cahaya”, telah memiliki 500 judul buku dan melakukan promosi literasi dua kali dalam setahun. Di SDN Roma, koleksi buku mencapai 1.500 judul dengan 2.000 eksemplar, meskipun belum memiliki pustakawan profesional.
Adapun dua perpustakaan desa masih menumpang di kantor desa dan belum memiliki ruang khusus. Namun demikian, kerja sama dengan pemerintah daerah tetap berjalan, termasuk dukungan dari Dinas Pertanian dan Dinas Perpustakaan.
Melalui pendataan ini, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Lembata berkomitmen menyusun kebijakan berbasis data yang akurat demi memperkuat budaya literasi di seluruh wilayah. “Kami siap menjadi contoh dan mitra aktif dalam membangun budaya baca yang lebih merata di Lembata,” tutup Yulia Barek.
Pewarta: sabatani
Editor: redaksi

