SAMPANG, wartapers.com – Kasi Propam Polres Sampang, AKP Darussalam, menjadi sorotan tajam publik karena diduga kuat melindungi oknum anggota yang terlibat berbagai pelanggaran, alih-alih bersikap tegas. Sorotan ini muncul setelah serangkaian kasus pelanggaran disiplin di internal Polres Sampang cenderung ditutupi dan dibiarkan tanpa penindakan transparan. Kamis 22/05/2025.
Kinerja Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) yang seharusnya menjadi garda terdepan penegakan disiplin internal Polri, kini dipertanyakan. Publik mencium aroma kejanggalan dalam penanganan kasus-kasus pelanggaran yang melibatkan anggota Polres Sampang.
Jelas, sorotan utama tertuju pada AKP Darussalam selaku Kasi Propam. Kepemimpinannya dianggap gagal dalam menjaga marwah institusi Polri, bahkan diduga menjadi benteng perlindungan bagi oknum-oknum nakal.
Berbagai sumber menyebutkan bahwa pola ini sudah berlangsung lama, menciptakan preseden buruk dan menghilangkan efek jera bagi para pelanggar. Kasus-kasus pelanggaran, baik ringan maupun serius, seolah lenyap begitu saja tanpa kejelasan.
Tentu saja di lingkungan Polres Sampang, institusi penegak hukum yang seharusnya menjadi contoh dalam penegakan aturan dan disiplin. Ironisnya, justru di sinilah dugaan perlindungan terhadap anggota nakal terjadi.
Sumber internal yang enggan disebutkan namanya karena khawatir akan tekanan, mengungkapkan, "Kalau tidak viral, ya pasti tidak ditindak." Pernyataan ini merujuk pada kasus Suparto, anggota Polsek Sreseh, yang diduga menggadaikan motor dinas dan membawa motor warga tanpa izin. Penanganan baru dilakukan setelah kasus ini mencuat di media sosial, menunjukkan adanya pola penindakan yang reaktif, bukan proaktif.
Kasus Suparto, yang disebut telah berkali-kali membuat masalah namun anehnya luput dari penindakan berarti, menjadi bukti kuat. Ini mengindikasikan adanya pola pembiaran yang sudah berlangsung lama, menjadi "bom waktu" bagi integritas institusi kepolisian di Sampang.
Lebih lanjut, sejumlah pelanggaran serius lain juga disebut luput dari penindakan Propam. Arogansi, praktik permainan kendaraan, bahkan dugaan perselingkuhan oleh oknum anggota Polri, dikabarkan tidak pernah sampai pada proses etik yang transparan. Semuanya menguap begitu saja, menimbulkan pertanyaan besar mengenai komitmen Propam dalam membersihkan institusi.
"Jangan berhenti di kasus motor. Kasus asusila dan penyimpangan lain juga harus diusut. Jangan sampai Propam justru jadi tempat 'cuci bersih'," tegas sumber yang sama, menggarisbawahi desakan publik agar Propam bertindak lebih jauh dan transparan.
Hingga berita ini diturunkan, upaya konfirmasi dari salah satu media kepada AKP Darussalam hanya dibaca tanpa ada satu pun tanggapan. Jika benar Propam tak lagi tajam ke dalam, maka publik berhak bertanya: siapa yang mengawasi para pengawas?