Notification

×

Iklan

Iklan

Lukas Huler, " Kopdit Swasti Sari: Jaga Pengawasan, Perkuat Anggota di Tengah Tantangan Ekonomi"

Minggu, 02 Maret 2025 | 01:12 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-02T09:14:05Z

 


Lembata,wartapers.com - Ketua Pengawas KSP Kopdit Swasti Sari Yohanes Ado Wayong melalui, Anggota Pengawas Koperasi Kredit (Kopdit) Swasti Sari, Lukas Wuka Huler, menekankan pentingnya pengawasan yang ketat terhadap kinerja pengurus dan pengelola dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-36 Tahun Buku 2024 di Ballroom Olympic Resto, Minggu, (02/03/25).


Lukas Huler kepada media ini menyampaikan bahwa meskipun daya beli anggota sedang menurun, Kopdit Swasti Sari tetap mampu memberikan kontribusi positif bagi anggotanya, terutama melalui cabang Lewoleba dan empat cabang lainnya di luar kota. “Walaupun kondisi ekonomi sulit, koperasi tetap bisa menjadi solusi bagi anggota, khususnya di Lewoleba dan sekitarnya,” ujarnya.


Lukas menegaskan bahwa pengawasan internal yang rutin sangat diperlukan agar koperasi tetap berjalan dengan sehat dan akuntabel. “Dengan pengendalian internal yang baik, Kopdit Swasti Sari bisa lebih maksimal dalam melayani anggotanya, terutama mereka yang berada dalam kondisi ekonomi di bawah normal,” tambahnya.


Menurut Lukas Huler, mayoritas anggota Kopdit Swasti Sari berasal dari kalangan guru, petani, nelayan, dan ibu rumah tangga. Oleh karena itu, ia berharap koperasi bisa menjalin koordinasi dengan pemerintah maupun koperasi lain untuk bersama-sama membangun perekonomian masyarakat.


“Kita bukan untuk bersaing, tapi bersanding dalam membangun ekonomi bersama. Koperasi harus menjadi mitra yang saling mendukung, bukan menjadi pesaing satu sama lain,” kata Lukas menekankan filosofi kebersamaan dalam gerakan koperasi.


Lukas juga menyoroti pentingnya kebijakan yang fleksibel dalam menangani kredit macet. Ia mengungkapkan bahwa pengurus telah menetapkan beberapa tahapan kebijakan untuk membantu anggota yang mengalami kesulitan keuangan.


“Salah satu solusinya adalah restrukturisasi pinjaman, misalnya dengan memperpanjang tahun pinjaman dari lima tahun menjadi sepuluh tahun atau menyesuaikan kembali skema cicilan agar lebih ringan bagi anggota,” jelasnya.


Ia mengakui bahwa dalam praktiknya, penanganan kredit macet tidak selalu berjalan mulus karena setiap anggota memiliki karakter dan kondisi ekonomi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pendekatan kekeluargaan menjadi kunci dalam menyelesaikan masalah di lapangan.


“Kami sebagai pengawas memang memiliki wewenang untuk menegur pengurus jika ada ketidaksesuaian dalam pengelolaan. Namun, koperasi ini berdiri atas asas kekeluargaan, sehingga solusi terbaik adalah menyelesaikan persoalan dengan pendekatan yang lebih humanis,” katanya.


Lukas juga mengingatkan bahwa jika ada pengurus yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, maka ada mekanisme pemecatan yang bisa dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. “Namun, pemecatan bukan keputusan yang bisa diambil secara sembarangan. Harus ada bukti kuat agar keputusan tersebut bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya.


Lukas berharap Kopdit Swasti Sari bisa terus berkembang dan menjadi tumpuan ekonomi bagi anggotanya. “Dengan pengawasan yang baik dan kebijakan yang tepat, saya yakin koperasi ini akan semakin kuat dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.


Pewarta: sabatani

Editor: redaksi 

×
Berita Terbaru Update