Lewoleba,||wartapers.com - Tragedi kematian seorang bayi di RSUD Lewoleba beberapa hari lalu telah menarik perhatian publik, memunculkan berbagai spekulasi yang menyalahkan pihak RS Damian. Kisah ini telah menjadi perbincangan hangat di Lembata dalam beberapa hari terakhir.
Keluarga korban akhirnya buka suara dan memberikan klarifikasi. Kornelis Kopong Lamatapo, Opa dari bayi yang meninggal, bersama Ny. Maria Selfina Bengan, ibu kandung bayi, memilih datang ke RS. Damian, pada, Rabu, 26 Juni 2024 mengungkapkan bahwa mereka sepenuhnya memahami penjelasan dari pihak RS. Damian mengenai kepergian sang bayi. Kedatangan keluarga ke RS. Damian menjadi suatu langkah penting setelah kondisi kehilangan bayi mereka. Sebelumnya, bayi tersebut telah ditangani oleh dokter kandungan di RS Damian sebelum dirujuk ke RSUD Lewoleba dan dirawat oleh dokter spesialis anak sejak pertama kali lahir sampai dua hari lalu meninggal, Tetapi kemudian, RS. Damian dituding sebagai biang atas kematian bayi tersebut meskipun semua prosedur standar penanganan kelahiran hingga operasi telah dijalankan dengan ketat oleh RS Damian. Karena itu Keluarga datang untuk memberikan klarifikasi dan permintaan maaf.
Kornelis Kopong bahkan mengutuk pihak-pihak yang menyebarkan berita yang menjustifikasi RS. Damian, dengan berita tidak benar alias hoax dan hanya mencari keuntungan, karena sesungguhnya keluarga tidak pernah memperdebatkannya.
"Saya katakan ada pihak lain mencoba memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan pribadi dan politik, kami sebagai keluarga hanya ingin menjalani proses ini dengan tenang dan menerima bahwa kematian ini adalah kematian wajar karena kondisi bayi dengan kelainan bawaan berat dan merupakan bagian dari kehidupan yang kita harus terima sebagai orang beriman yang percaya akan Tuhan yang Maha Esa “ ujar Kornelis, Kamis 27 Juni 2024.
Ny. Maria Selfina Bengan, yang merupakan ibu kandung dari bayi yang meninggal di Rumah Sakit Damian, dengan tegas menyampaikan bahwa keluarganya tidak terlibat dalam penyebaran berita yang salah di masyarakat.
"Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan doa untuk keluarga kami. Kami juga memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang terjadi akibat adanya berita yang menyesatkan ini," ujar Ny. Maria Selfina Bengan dengan suara yang penuh emosi.
Selain itu, Ny. Maria Bengan menegaskan bahwa keluarganya tidak pernah bermaksud untuk menyalahkan pihak Rumah Sakit Damian atau mencari-cari alasan lain terkait meninggalnya anaknya. Ia menambahkan bahwa berita yang menyudutkan rumah sakit sebagai penyebab utama kematian anaknya adalah tidak benar dan merupakan upaya dari pihak-pihak tertentu yang mencoba memanfaatkan situasi tragis ini untuk kepentingan mereka sendiri.
"Dalam kejadian ini, kami sangat menghormati profesi dan upaya yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Damian dalam merawat anak kami. Kami memahami bahwa kematian anak kami adalah suatu kejadian yang tidak terduga, dan kami tidak mencari kambing hitam dalam hal ini," tegas Ny. Maria Bengan.
Ny. Maria Bengan menegaskan, "Kami hanya berharap agar masyarakat tidak terpengaruh oleh berita yang tidak bertanggung jawab. Kami meminta maaf jika adanya berita yang menyesatkan telah menimbulkan kesalahpahaman di kalangan masyarakat. Kami hanya ingin fokus untuk menjalani proses berduka dan berusaha sembuh dari kehilangan yang begitu besar ini."
Ny. Maria Selfina Bengan berharap agar masyarakat dapat memahami posisi dan perasaan keluarganya dalam menghadapi tragedi ini, serta menghindari tersebarnya informasi yang tidak benar di masa-masa yang sulit ini.
Humas RS Damian, Sr. Regina mengungkapkan perasaannya atas kebijaksanaan keluarga korban dalam menghadapi situasi ini.
"Kami merasa lega melihat keluarga menerima kematian ini secara bijak. Sebagai umat, kita harus bersatu dalam mendoakan keluarga yang sedang berduka, bukan menambah penderitaan dengan spekulasi yang tidak bermanfaat," ujarnya.
Sementara Tim dokter di RS Damian juga mengonfirmasi bahwa prosedur operasional standar (SOP) telah dijalankan dengan baik, meskipun akhirnya kehendak Tuhan berlainan. Mereka mengapresiasi kedewasaan keluarga dalam menerima keadaan ini secara medis.
Kisah ini mengingatkan kita semua akan pentingnya menghormati proses kehilangan yang dialami oleh setiap keluarga, sambil menghindari penyebaran informasi yang tidak benar atau merugikan. Apalagi di tahun politik seperti ini, banyak pihak yang memanfaatkan sebagai isu politik yang tidak benar. Semoga keluarga ini diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi kondisi ini
Pewarta:Sabatani
Editor: redaksi